Category Archives: Health

KULIT KERING

Penyebab kulit wajah kering:

            Kulit wajah kering terjadi ketika kulit kehilangan atau tidak cukup memproduksi minyak alami atau sebum yang cukup untuk menghidrasi dan melindungi kulit. Kulit pun jadi terasa kering, mengelupas, hingga muncul ruam.

            Kulit kering yang tidak terhidrasi dengan baik juga merupakan tanda kurangnya kelembapan sehingga membuatnya tampak kusam dan kasar. Paparan udara yang kering, kebiasaan cuci muka menggunakan air panas, serta paparan bahan kimia tertentu dapat menjadi penyebab kulit kering.

            Selain itu, penggunaan obat-obatan hingga kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko kulit kering muncul. Berikut adalah berbagai penyebab kulit wajah kering yang mungkin Anda alami selengkapnya.

  1. Udara kering atau cuaca yang dingin

Salah satu penyebab kulit wajah kering adalah udara kering atau cuaca yang dingin. 

Hal ini karena udara kering atau cuaca yang dingin dapat menyebabkan kelembapan kulit berkurang. Akibatnya, rentan menyebabkan kulit kering terjadi. 

Sedangkan, saat cuaca panas, kelembapan kulit akan menurun membuat kulit kering di wajah terjadi. 

Begitu juga jika Anda terlalu dekat dengan sumber panas, seperti api unggun, pemanas ruangan, dan sebagainya.

  1. Cuci muka terlalu sering

Cuci muka terlalu sering juga menjadi penyebab kulit kering. Membasuh wajah terlalu sering dapat menghilangkan minyak alami yang terdapat pada kulit Anda. 

Ketika minyak alami pada kulit hilang, kulit muka kering lebih mudah terjadi. Terlebih jika Anda cuci muka menggunakan air yang terlalu panas. 

Meski tampak menyenangkan, apalagi jika dilakukan saat cuaca sedang dingin, terlalu sering menggunakan air panas untuk cuci muka bisa mengurangi kadar air dan minyak di wajah.

  1. Sabun pembersih wajah dan pelembap yang tidak tepat

Penggunaan sabun cuci muka dan pelembap yang tidak tepat juga menjadi penyebab kulit wajah kering. Sabun pembersih wajah yang mengandung parafin, sodium lauryl sulfate, paraben, diethanolamine (DEA), monoethanolamine (MEA), dan triethanolamine (TEA) dapat menyebabkan kulit kering.Sementara itu, pelembap yang mengandung alkohol, pewangi artifisial, dan dioxane juga membuat kulit muka kering. 

  1. Usia

Sebenarnya, siapa saja bisa mengalami kulit kering, terutama orang lanjut usia. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, produksi sebum akan mengalami penurunan. Sebum adalah minyak alami yang berfungsi sebagai pelumas kulit yang mampu menjaga kelembapan kulit. Umumnya, kondisi ini dapat terjadi pada usia 40 tahun ke atas. 

  1. Penggunaan produk perawatan kulit tertentu

Coba cek lagi, apakah selama ini Anda menggunakan produk perawatan kulit yang tepat? 

Beberapa kandungan produk perawatan kulit ada yang berisiko memperparah kondisi kulit kering. Kulit muka kering akibat cuaca dingin juga bisa diperparah oleh penggunaan sabun atau produk perawatan kulit yang berlebihan. Misalnya, yang mengandung alkohol, alpha hydroxy alpha (AHA), zat pewangi, dan retinoid.

  1. Penggunaan obat-obatan tertentu

Jika Anda menggunakan obat jerawat, risiko kulit kering di wajah bisa terjadi. Beberapa jenis salep obat jerawat yang dapat menimbulkan efek samping kulit kering pada wajah adalah benzoil peroksida, asam salisilat, retinol, dan alpha hydroxy alpha (AHA). Selain itu, penyebab kulit wajah kering yang sangat parah bisa jadi karena konsumsi obat statin dan diuretik.

  1. Kondisi medis tertentu

Penyebab kulit wajah kering bisa terjadi karena adanya kondisi medis tertentu di baliknya. 

Misalnya, penyakit kulit yang menyebabkan kulit kering, mengelupas, hingga pecah-pecah, seperti dermatitis, eksim, dan psoriasis. Jika Anda mengalami infeksi pada kulit atau buruknya sirkulasi darah, kulit muka kering dan gatal-gatal bisa terjadi. Di samping itu, penyakit penyerta yang dialami seseorang, seperti gangguan tiroid, diabetes, atau penyakit ginjal bisa menjadi penyebab kulit muka kering. 

  1. Paparan senyawa kimia

Seringkali, Anda mungkin tidak menyadari kalau paparan bahan kimia yang ada di sekitar Anda bisa menjadi penyebab kulit wajah kering. Misalnya, saat berenang, senyawa klorin yang merupakan zat pembersih kolam renang dapat menjadi biang keladi kulit kering di wajah yang Anda alami. 

  1. Merokok

Gangguan paru-paru dan jantung hanyalah beberapa dari banyaknya efek buruk dari merokok. Tidak hanya berdampak pada organ dalam tubuh, merokok juga mempengaruhi kesehatan kulit Anda karena menyebabkan kulit muka kering dan kasar. 

Cara mengatasi kulit wajah kering agar kelembapan kulit terjaga:

            Apabila tidak diatasi dengan segera, kulit kering pada wajah bisa jadi iritasi dan mudah terkena infeksi kulit. Maka dari itu, Anda perlu melakukan cara agar kulit wajah tidak kering.

Adapun berbagai cara mengatasi kulit wajah kering agar kulit kembali lembap dan bercahaya, yaitu:

  1. Jangan basuh wajah terlalu sering

Salah satu cara mengatasi kulit wajah kering adalah dengan tidak membasuh wajah terlalu sering.Dalam sehari, berapa kali Anda membersihkan wajah? Tiga kali, empat kali, atau lebih dari itu? Jika ya, cobalah untuk mengurangi frekuensinya. Pemilik kulit muka kering disarankan untuk mencuci muka hanya 1-2 kali sekali sehari, yakni pada pagi dan malam hari. Anda boleh mencuci muka sampai tiga kali sehari apabila habis menggunakan make up. Dengan ini, pori-pori tidak tersumbat yang berisiko menyebabkan jerawat. Gunakan air yang sejuk atau air suam-suam kuku saat mencuci muka. Cuci muka menggunakan air yang terlalu panas bisa membuat muka kering semakin menjadi-jadi. 

Setelah cuci muka, sebaiknya jangan menggosok wajah terlalu keras saat mengeringkan muka. Alih-alih menggosok wajah, sebaiknya tepuk-tepuk wajah perlahan dengan handuk bersih.

  1. Pilih sabun pembersih wajah yang tepat

Cara mengatasi kulit wajah kering juga perlu berhati-hati dalam memilih sabun pembersih wajah. Gunakan sabun pembersih wajah yang kandungannya ringan, mengandung pelembap, atau berbentuk gel, dan bebas dari alkohol, pewarna, dan zat pewangi buatan.  Sebagai gantinya, gunakan sabun pembersih wajah mengandung ceramide yang dapat mengunci kelembapan kulit. 

  1. Gunakan pelembap setiap hari

Cara mengatasi kulit wajah kering berikutnya adalah menggunakan pelembap setiap hari. 

American Academy of Dermatology menyarankan penggunaan pelembap sesaat setelah mencuci muka. Fungsi pelembap dapat meningkatkan retensi air kulit sehingga mengunci kelembapan wajah. Tak hanya pada pagi atau siang hari, Anda bisa menggunakan pelembap pada malam hari sebelum tidur. Selain itu, penggunaan pelembap juga disarankan saat Anda sedang berada di wilayah dengan suhu rendah. Sebab, pada kondisi ini, kelembapan udara biasanya akan turun dan menyebabkan kulit menjadi kering.

Cara memilih pelembap untuk kulit kering adalah mengandung hyaluronic acid, lactic acid, ceramide, gliserin, lanolin, minyak mineral, petrolatum, dan colloidal oatmeal. 

  1. Eksfoliasi wajah

Eksfoliasi wajah juga menjadi cara mengatasi kulit wajah kering. Eksfoliasi adalah proses pengelupasan kulit untuk membantu dalam mengangkat sel-sel kulit mati yang menyebabkan kulit kering pada wajah. Anda dapat melakukannya dengan bahan-bahan kimia maupun memakai alat-alat khusus. Contoh eksfoliasi dengan alat, meliputi cleansing brush, washcloth, dan facial scrub. Sementara, produk eksfoliasi kimia biasanya mengandung senyawa alpha-hydroxy acid (AHA) dan beta-hydroxy acid (BHA). Bila Anda ingin mencoba eksfoliasi yang lebih alami, Anda bisa memanfaatkan masker oatmeal dan madu. Anda cukup mencampurkan 2 sendok makan oat dengan 1 sendok makan madu serta sedikit air. Hangatkan masker alami untuk wajah kering ini, lalu oleskan ke kulit wajah dengan lembut. Anda dapat membiarkan masker tersebut menempel di wajah selama 15-20 menit, lalu membilasnya hingga bersih. Jangan lupa, tetap oleskan pelembap setelahnya.

  1. Gunakan sunscreen

Paparan sinar matahari secara berlebihan dapat menyebabkan kulit muka kering. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan sunscreen atau tabir surya sebagai cara mengatasi wajah kering. Anda disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 15. Oleskan pada permukaan wajah 15-20 menit sebelum bepergian ke luar rumah. Anda juga perlu mengoleskan tabir surya saat mendung atau sinar matahari tidak terik. Sebab, sinar matahari, terutama sinar ultraviolet, tetap dapat merusak kulit saat cuaca dingin.

  1. Oleskan masker alpukat

Penggunaan masker alpukat termasuk salah satu cara mengatasi wajah kering secara alami. Cara membuat masker alami untuk wajah kering ini sangat mudah. Anda cukup menyiapkan daging buah alpukat yang sudah dihaluskan. Lalu tambahkan 1 sendok teh minyak zaitun dan 1 sendok makan madu. Setelah adonan tercampur rata, oleskan masker ke wajah dan diamkan selama 15-20 menit. Setelah itu, cuci wajah hingga bersih. Gunakan masker alpukat ini secara teratur dan bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada kulit muka kering.

  1. Konsumsi antioksidan

Ingin kulit jadi lebih lembap? Konsumsilah makanan yang mengandung antioksidan sebagai salah satu cara mengatasi wajah kering secara alami. Kulit kering pada wajah terjadi jika Anda terpapar dengan elemen-elemen yang merusak sel kulit. Nah, makanan kaya antioksidan dapat membantu tubuh untuk memproduksi sel-sel yang lebih sehat. Jenis-jenis makanan yang tinggi antioksidan meliputi blueberry, tomat, wortel, serta kacang-kacangan. Jangan lupa untuk menyertakannya dalam menu harian Anda.

  1. Gunakan humidifier atau pelembap udara

Penggunaan humidifier atau pelembap udara dapat menjadi cara mengatasi kulit wajah kering lainnya. Humidifier bekerja dengan cara membantu melembapkan udara di dalam ruangan. Penggunaannya dapat membuat kelembapan kulit terjaga sehingga terasa lebih lembap. 

  1. Hindari penggunaan produk skincare penyebab kulit kering

Bagi Anda yang memiliki kulit kering, alangkah baiknya menghindari penggunaan produk skincare yang mengandung alkohol, zat pewangi, dan retinoid. Saat cuaca dingin, perawatan kulit yang dilakukan pun sebaiknya diubah. Pilih pembersih wajah yang berbahan dasar krim, serta kurangi pemakaian toner atau astringent. Pasalnya, kebanyakan menggunakan toner maupun astringen mengandung alkohol dapat menyebabkan kulit muka kering.

  1. Oleskan lidah buaya

Manfaat lidah buaya atau aloe vera juga dapat digunakan sebagai cara mengatasi kulit wajah kering secara alami. Anda bisa mengoleskan gel lidah dari tanamannya secara langsung atau gel aloe vera yang banyak dijual di pasaran. Namun, pastikan kandungan aloe vera di dalamnya 100%, ya. Anda bisa mengoleskan sedikit gel lidah pada kulit area lengan terlebih dahulu guna melihat ada tidaknya reaksi alergi yang ditimbulkan. Jika tidak, Anda bisa mengoleskannya pada area kulit yang bermasalah dan mendiamkannya semalaman. 

  1. Minum air putih yang cukup

Kulit kering di wajah bisa jadi tanda Anda kekurangan cairan dalam tubuh atau kondisi dehidrasi. Oleh karena itu, minum air yang cukup bisa jadi cara mengatasi wajah kering yang mampu membantu kulit terhidrasi menjadi lebih lembap. Anda disarankan minum sekitar 8 gelas air putih setiap harinya.

  1. Gunakan aksesori pelindung area wajah 

Anda bisa menutupi area wajah dengan topi, masker, atau scarf untuk melindungi muka dari paparan sinar matahari dan cuaca yang kering. Cara agar kulit wajah tidak kering ini juga bisa dilakukan saat cuaca sedang dingin atau berangin. Dengan demikian, risiko kulit kering pada wajah bisa dicegah. 

Masalah kulit kering di wajah tentu dapat mengganggu. Pasalnya, kulit kering pada wajah  bisa mengelupas dan pecah-pecah sehingga mempengaruhi penampilan. Anda bisa memanfaatkan cara mengatasi kulit kering pada wajah di atas agar terbebas dari masalah kulit ini. 

JERAWAT

Jerawat (acne) adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan produksi minyak (sebum) berlebih. Jerawat terjadi ketika folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Hal tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pada pori-pori kulit. Peradangan ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang terkadang berisi nanah di atas kulit. Gangguan kulit ini dapat terjadi di bagian tubuh dengan kelenjar minyak terbanyak, yaitu di wajah, leher, bagian atas dada, dan punggung.

Gejala Jerawat:

Jerawat ditandai dengan munculnya beberapa gejala umum, seperti:

  • Benjolan berwarna kemerahan atau kuning (karena mengandung nanah).
  • Benjolan kecil (papul) yang muncul di atas kulit.
  • Sensasi panas atau terbakar akibat adanya peradangan.
  • Timbul rasa gatal pada benjolan.

Jerawat juga rentan mengalami peradangan apabila kamu sering menyentuhnya atau bahkan dipecahkan secara paksa. Jerawat yang mengalami peradangan rentan mengalami kondisi berikut:

  • Pustula, yaitu benjolan kecil yang di ujungnya terdapat nanah.
  • Papula, yaitu benjolan kecil kemerahan yang disertai nyeri.
  • Nodul, yaitu benjolan keras yang terbentuk di bawah permukaan kulit dan dapat disertai nyeri.
  • Kista, yaitu benjolan besar yang terbentuk di bawah permukaan kulit yang berisi nanah dan disertai nyeri.

Penyebab Jerawat:

Beberapa kondisi yang dapat memicu munculnya jerawat, antara lain:

  • Produksi sebum berlebih, yaitu zat yang diproduksi oleh kelenjar minyak untuk mencegah kulit kering.
  • Sumbatan pada folikel rambut oleh campuran sel kulit mati dan sebum.
  • Bakteri jenis Propionibacterium acnes yang berkembang, menyumbat folikel rambut, serta menyebabkan peradangan.
  • Faktor genetik atau keturunan. Kamu bisa mengalami jerawat jika salah satu orangtua memiliki masalah jerawat,
  • Folikel yang tersumbat bisa membengkak dan membentuk komedo putih atau komedo hitam jika terpapar dengan dunia luar. Kondisi tersebut sebaiknya jangan dianggap remeh, karena bisa berkembang menjadi pustula, papula, nodul, atau bahkan kista, apabila terkontaminasi oleh bakteri kulit.
  • Hormon, yaitu saat aktivitas hormon androgen berlebih atau saat terjadi perubahan hormon saat masa menstruasi.
  • Penggunaan kosmetik yang tidak selalu dapat ditoleransi oleh kulit setiap orang.
  • Stres yang dapat memengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk dalam pola makan yang dapat memicu jerawat.

Faktor Risiko Jerawat:

Munculnya jerawat juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko berikut:

  • Gesekan kulit dengan benda, misalnya jerawat di wajah akibat terlalu sering mengenakan penutup kepala, jerawat di leher karena pemakaian baju yang terlalu ketat di bagian kerah, atau jerawat di punggung akibat sering menggunakan ransel.
  • Kebiasaan merokok.
  • Keturunan, jika terdapat anggota keluarga yang bermasalah dengan jerawat.
  • Konsumsi obat yang mengandung litium, kortikosteroid, atau obat antikejang.
  • Masa pubertas, akibat peningkatan aktivitas hormon testosteron yang memicu kelenjar minyak menghasilkan sebum dalam jumlah lebih banyak.
  • Penggunaan kosmetik.
  • Perubahan hormon, misalnya menjelang menstruasi, tiga bulan pertama masa kehamilan, atau akibat PCOS.
  • Stres, yang dapat memperburuk kondisi jerawat yang sudah ada.

Diagnosis Jerawat:

Dokter akan mendiagnosis jerawat dengan melakukan wawancara medis serta pemeriksaan fisik. Tujuannya adalah untuk menentukan tingkat keparahan jerawat, baik dari segi jumlah maupun tingkat peradangan.

Pencegahan Jerawat:

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah jerawat, antara lain:

  • Membersihkan riasan wajah sebelum tidur.
  • Mencuci muka dua kali sehari dengan pembersih wajah bebas minyak.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat.
  • Menghindari produk kosmetik yang mengandung minyak.
  • Menjaga kebersihan tubuh dengan selalu mandi setelah beraktivitas.

Pengobatan Jerawat:

Beberapa langkah bisa dilakukan untuk mengatasi jerawat, antara lain:

  • Rutin membersihkan wajah.
  • Tetap terhidrasi dengan minum air putih minimal delapan gelas sehari.
  • Gunakan pelembap yang bertekstur ringan.
  • Kurangi penggunaan make up.
  • Jangan menyentuh wajah dengan tangan kotor.
  • Kurangi paparan sinar matahari.
  • Atasi stres.
  • Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, diskusikan terlebih dahulu kondisi jerawat dengan dokter. Dokter umumnya memberikan obat-obatan yang mengandung sulfur, resorsinol, asam salisilat, antibiotik, dan isotretinoin.

Penggunaan obat-obatan harus dalam pengawasan dokter, karena efek samping yang dapat ditimbulkan. Wanita hamil juga tidak dianjurkan menggunakan isotretinoin, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin. 

Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat, antara lain:

  • Membersihkan peralatan kosmetik dengan menggunakan sabun dan air hangat secara rutin.
  • Memilih kosmetik non-comedogenic, yang sifatnya tidak menutup pori-pori di kulit.
  • Menggunakan pelembab non-comedogenic, yang tidak dapat menyebabkan jerawat dan sesuai dengan jenis kulit.
  • Menghindari memencet dan memegang jerawat, karena dapat memicu jerawat bertambah banyak.
  • Menghindari menggosok wajah dengan menggunakan kain atau sarung tangan dengan permukaan kasar.
  • Menjaga kebersihan tubuh dengan segera mandi setelah beraktivitas, karena minyak berlebih di wajah dapat memicu terjadi jerawat.
  • Menjaga kebersihan wajah dengan membersihkan wajah dua kali dalam sehari, untuk mengangkat sel-sel kulit mati, minyak yang berlebihan, serta sisa kosmetik di permukaan kulit.

Komplikasi Jerawat:

Komplikasi akibat jerawat yang paling umum terjadi adalah jaringan parut atau bekas luka jerawat yang sering disebut bopeng.

FLEK HITAM / DARK SPOT

 

           Flek hitam atau ephelis adalah istilah untuk kumpulan pigmen alami, atau melanin, yang berisi melanosome. Flek hitam dapat terlihat pada kulit wajah, walau dapat juga muncul pada bagian tubuh lain, seperti lengan dan bahu. Bintik-bintik ini akan cenderung mudah dilihat dan mudah muncul pada orang dengan warna kulit cerah. Flek hitam merupakan kondisi yang umum terjadi dan biasanya tidak membahayakan diri pengidapnya. 

            Flek hitam sering disebut freckles. Padahal, flek hitam hanyalah salah satu jenis freckles. Jenis lain dari freckles adalah lentigo. Salah satu jenis lentigo, yaitu solar lentigo yang sering muncul pada usia tua dan penyebab utamanya adalah paparan sinar matahari.

Penyebab Flek Hitam:

            Flek hitam muncul karena peningkatan produksi melanin di kulit, terutama setelah terpapar sinar matahari atau sinar ultraviolet. Melanin adalah pigmen alami yang menentukan warna kulit seseorang. Semakin banyak kandungan melanin pada kulit, maka semakin gelap kulit orang tersebut.

            Flek hitam muncul saat kulit menyerap sinar ultraviolet, sehingga menyebabkan peningkatan produksi melanin. Selanjutnya, bagian kulit yang memiliki banyak melanin atau mengalami penumpukan melanin, akan berwarna lebih gelap dibandingkan kulit sekitarnya, sehingga tampak seperti bintik-bintik.

            Flek hitam dapat dialami oleh semua orang di segala usia. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya flek hitam, yaitu:

  • Sering terpapar sinar matahari atau terpapar dalam waktu yang lama
  • Memiliki kulit putih atau cerah
  • Memiliki keluarga yang juga mengalami kondisi serupa (faktor genetik)

Penyebab Flek Hitam:

            Flek hitam muncul karena meningkatnya produksi melanosome dalam melanin, terutama setelah terpapar oleh sinar matahari. Melanin adalah pigmen yang menentukan warna pada kulit, mata, rambut, dan bagian tertentu dalam telinga manusia. Bagian kulit yang memiliki banyak melanosome akan berwarna lebih gelap dibandingkan kulit sekitarnya. Flek hitam dapat bertambah gelap setelah terpapar sinar matahari, sehingga penggunaan tabir surya sangat disarankan untuk orang dengan kecenderungan ini.

            Faktor geografis juga menjadi penyebab timbulnya flek hitam. Orang-orang yang hidup di sekitar garis khatulistiwa cenderung memiliki lebih banyak melanin sebagai respons tubuhnya terhadap sinar matahari. Proses ini menjadikan kulit mereka lebih umum berwarna cokelat gelap. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik melanin yang dapat menyerap sinar matahari, sekaligus menghalau radiasi UV.

            Flek hitam juga dapat terjadi karena bawaan genetik. Orang-orang dengan kulit cerah dan memiliki rambut pirang atau merah adalah yang sering mengalami kondisi ini. Flek hitam juga bisa muncul pada orang-orang tua. Bintik-bintik ini dikenal dengan nama liver spot atau sun spot.

Gejala Flek Hitam:

            Flek hitam bukan suatu kondisi yang menimbulkan gejala tertentu. Meski demikian, kondisi ini memiliki karakteristik khas dari segi warna, bentuk, lokasi, dan pemicunya. Berikut adalah penjelasannya:

  • Warna
    Flek hitam umumnya tidak berwarna hitam, tetapi kemerahan atau kecokelatan dan lebih gelap dibanding area kulit sekitarnya.
  • Bentuk
    Flek hitam tampak seperti bercak atau titik-titik noda kecil (berukuran sekitar 1 mm) dan datar (tidak menonjol) yang menyebar di permukaan kulit.
  • Lokasi
    Flek hitam biasa muncul di wajah dan umumnya menyebar dari tulang hidung ke pipi. Flek hitam juga biasa muncul di leher, dada, dan lengan.
  • Pemicu
    Flek hitam biasa muncul setelah terpapar sinar matahari, seperti pada musim panas dan akan menghilang bila tidak terpapar sinar matahari.

            Flek hitam pada kulit akan terlihat seperti bercak atau titik noda berwarna cokelat terang yang merata. Flek hitam akan memudar seiring berkurangnya intensitas paparan sinar matahari. Sebaliknya, terlalu banyak terpapar sinar matahari dapat menyebabkan inflamasi atau disebut juga sunburn freckles.

            Flek hitam biasanya tidak berbahaya bagi kesehatan dan umumnya tidak berisiko kanker. Namun, pada kasus yang jarang, flek hitam dapat menjadi gejala dari penyakit xeroderma pigmentosum dan neurofibromatosis. Flek hitam yang sulit dibedakan dengan kondisi kanker kulit juga berbahaya, contohnya melanoma. Oleh karena itu, ada baiknya mewaspadai bercak atau titik noda tersebut. Segera temui dokter kulit untuk mengenali dan mendapatkan diagnosis yang tepat

            Flek hitam umumnya pertama kali muncul pada masa kanak-kanak dan menghilang seiring pertambahan usia. Flek ini pun umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan.

Pengobatan Flek Hitam:

            Flek hitam umumnya tidak berbahaya sehingga tidak memerlukan pengobatan. Bahkan, sebagian besar kondisi ini cenderung menghilang dengan sendirinya seiring pertambahan usia.

            Meski demikian, sebagian orang merasa kondisi ini mengganggu penampilan. Oleh karena itu, penanganan flek hitam bertujuan untuk menutupi, mencerahkan, dan menyamarkan bintik hitam atau perubahan warna kulit yang terjadi.

            Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan riasan atau bahan alami untuk memutihkan wajah. Selain itu, jika flek hitam dirasa mengganggu, ada beberapa metode penanganan yang dapat diberikan oleh dokter, yaitu:

  1. Tabir surya (sunblock)

Agar kulit terlindungi dari paparan sinar ultraviolet, Anda dianjurkan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih saat beraktivitas di luar ruangan.

  1. Krim pemutih

Krim pemutih biasanya mengandung hydroquinone yang berfungsi untuk menekan produksi melanin dan mencerahkan area kulit yang gelap.

  1. Krim retinoid

Krim retinoid mengandung senyawa vitamin A, seperti tretinoin topikal. Obat ini berfungsi untuk mencerahkan sekaligus mengatasi flek hitam. Hasil pengobatan dengan tretinoin topikal umumnya dapat dilihat setelah penggunaan rutin selama beberapa bulan. Obat ini bisa didapat dengan resep dokter.

  1. Terapi laser

Terapi laser dilakukan dengan memancarkan sinar yang memiliki gelombang dan intensitas tertentu pada flek hitam di kulit. Terapi ini dapat mencerahkan dan mengurangi tampilan flek hitam dengan aman dan efektif. Dampak yang ditimbulkan dari terapi laser juga relatif rendah.

  1. Cryosurgery

Cryosurgery adalah prosedur yang menggunakan cairan nitrogen bersuhu rendah untuk membekukan dan menghancurkan sel kulit bermasalah, seperti flek hitam. Prosedur ini dinilai aman dengan waktu pemulihan yang singkat. Meski demikian, tidak semua jenis flek dapat ditangani dengan cara ini.

  1. Chemical peeling

Chemical peeling dilakukan dengan menggunakan cairan kimia, seperti asam alfahidroksi atau asam trikoloasetat. Bahan ini bekerja dengan mengangkat sel-sel kulit bermasalah dan mendorong regenerasi kulit.

            Secara umum, penanganan flek hitam perlu dilakukan secara rutin untuk mendapat hasil yang maksimal. Selain memberikan manfaat, cara-cara penanganan di atas juga berpotensi menyebabkan efek samping, salah satunya iritasi kulit. Bila mengalami efek samping tersebut, segera periksakan diri ke dokter.

Komplikasi Flek Hitam:

            Flek hitam jarang menimbulkan komplikasi. Meski demikian, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang berkulit putih atau cerah. Orang-orang dengan kondisi tersebut lebih rentan mengalami kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari.

Pencegahan Flek Hitam:

            Flek hitam timbul karena kombinasi faktor genetik dan paparan sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV). Faktor genetik memang tidak dapat diubah, tetapi paparan langsung sinar UV pada kulit dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  • Hindari aktivitas di luar ruangan saat matahari bersinar terik, yaitu sekitar jam jam 10 pagi hingga 4 sore.
  • Gunakan tabir surya yang mengandung SPF 30 atau lebih saat akan keluar rumah.
  • Kenakan pakaian tertutup, seperti baju, celana panjang, dan topi, saat beraktivitas di luar ruangan saat matahari sedang terik.

MELASMA

            Melasma, sama halnya dengan freckles, yakni bintik-bintik coklat yang muncul di tubuh. Beberapa area kulit yang paling sering terkena melasma antara lain, wajah, jembatan hidung, dahi, pipi dan bibir atas. Selain itu, melasmajuga bisa melanda area-area yang kerap terkena banyak sinar matahari seperti lengan bawah, leher dan bahu. Melasma ini termasuk dalam hiperpigmentasi atau dark spot.

            Melasma artinya kelainan kulit yang muncul sebagai pigmentasi wajah yakni berbentuk bercak, dan kecoklatan. Melansir studi DermNet, melasma lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dengan rentang usia 20-40 tahun. Melasma paling sering terjadi pada orang yang sering berjemur atau memiliki kulit coklat alami.

            Untuk penyebab, sampai saat ini dokter belum sepenuhnya mengerti mengapa melasma terjadi. Kemungkinan karena adanya kerusakan melanosit atau sel-sel pembuat warna di kulit, sehingga mereka menghasilkan terlalu banyak warna. Karena itu, orang dengan kulit lebih gelap lebih mungkin terkena melasma, karena mereka memiliki banyak melanosit dibandingkan orang dengan kulit cerah.

            Untuk pemicu potensial melasma, di antaranya adalah perubahan hormon selama kehamilan, terapi hormonatau dampak dari pil KB. Pemicu lainnya adalah sinar matahari dan produk perawatan kulit tertentu. Bisa juga karena faktor genetik.

Melasma memiliki kecenderungan genetik. Hal ini tidak berarti bahwa melasma akan serta merta diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Namun, mereka dengan riwayat keluarga memiliki melasma akan lebih rentan pula terkena melasma.

Beberapa faktor yang diketahui memicu melasma, yaitu :

  • Paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet (UV) pada sinar matahari diketahui dapat menstimulasi melanosit. Paparan sinar matahari dapat memperburuk keadaan melasma, atau membuat melasma yang sudah hilang menjadi muncul atau kambuh kembali.
  • Perubahan hormonal. Misalnya saat kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal, hormone replacement therapy, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan wanita lebih rentan terkena melasma. Choasma adalah istilah untuk menggambarkan melasma saat kehamilan. 
  • Produk perawatan kulit. Produk- produk yang mengiritasi kulit dapat memperburuk keadaan melasma seseorang. 

            Gejala melasma berbeda dengan freckles yang cenderung hanya berupa bintik-bintik coklat. Melasma biasanya berupa bercak kulit yang berubah warna. Ada yang berwarna coklat muda, ada juga yang akhirnya berubah menjadi coklat tua.

Gejala Melasma 

Melasma tampak sebagai area yang berwarna lebih gelap dari kulit sekitarnya (hiperpigmentasi) atau flek coklat pada kulit. Area ini tidak memiliki keluhan gatal ataupun nyeri. Walau demikian, dapat mempengaruhi penampilan seseorang. Terdapat tiga pola persebaran melasma, yaitu :

  • Centrofacial : mempengaruhi dahi, pipi, hidung, bibir atas, dan dagu. 
  • Malar : mempengaruhi pipi dan hidung.
  • Mandibular : mempengaruhi area rahang bawah.

Pengobatan Melasma:

            Meskipun melasma ini tidak menyebabkan gejala fisik lain, beberapa orang menganggap ini mengganggu. Ada beberapa pilihan pengobatan untuk melasma, menurut Harvard Health Publishing, antara lain sebagai berikut.

  1. Perawatan Topikal

            Perawatan topikal, yakni mengoleskan salep atau krim adalah salah satu yang direkomendasikan dokter kulit untuk mengobati melasma. Beberapa pilihan salep atau krim yang umum digunakan adalah retinol topikal dan perawatan retinoid, yang dioleskan pada kulit untuk membantu mempercepat proses pergantian sel alami tubuh. Ini dapat membantu bercak gelap meratakan warna kulit dengan sendirinya.

            Selain itu, beberapa dokter mungkin meresepkan zat pemutih, seperti hydroquinone, yang bekerja dengan menghalangi produksi melanin. Tetapi meskipun produk dengan hydroquinone dapat dibeli tanpa resep, produk tersebut hanya boleh digunakan dibawah perawatan dokter dan hanya di area kulit yang gelap.

            “Konsentrasi hidrokuinon yang lebih tinggi dapat menyebabkan bintik-bintik putih berkembang di kulit,” kata Dr. Gilchrest, pengajar dermatologi Harvard Medical School. Obat tersebut bahkan dapat menyebabkan penggelapan kulit dalam beberapa kasus.

  1. Peeling Wajah

            Melasma juga bisa disamarkan dengan chemical peeling, perawatan laser, dan skin microneedling. Namun ini tidak bisa dilakukan untuk semua jenis melasma, tergantung pada setiap individu.

            “Sebagian orang memakai cara ini namun malah membuatnya semakin buruk, sangat perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ujar DR. Gilchrest.

  1. Pengobatan Oral

            Untuk menghilangkan melasma pada wajah, bisa mengonsumsi obat-obatan tertentu. Senyawa obat yang mengandung asam traneksamat dapat menghalangi plasminogen menjadi plasmin, serta menghambat terbentuknya melasma.

            Melasma dapat sulit untuk dihilangkan seluruhnya. Seringkali, faktor penyebab juga perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukan pengobatan. Misalnya, melasma yang disebabkan kehamilan umumnya akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Dalam hal ini, pengobatan sebenarnya tidak diperlukan.

            Beberapa pengobatan yang mungkin ditawarkan untuk membantu mengatasi keluhan melasma antara lain :

  • Hydroquinone : merupakan pengobatan melasma yang paling utama disarankan. Obat ini bekerja dengan mencerahkan kulit, dan digunakan dengan cara dioleskan pada bagian yang diperlukan.
  • Tretinoin dan kortikosteroid : kedua obat ini mungkin diresepkan dokter untuk membantu mencerahkan kulit. Umumnya digunakan bersamaan dengan obat tropikal lainnya, misalnya azelaic acid atau kojic acid. 
  • Prosedur : umumnya dipertimbangkan apabila pemberian obat- obatan tidak membantu mengatasi keluhan melasma. Beberapa jenis prosedur yang bisa ditawarkan adalah chemical peeling, mikrodermabrasi, dermabrasi, perawatan dengan laser dan sebagainya.